30 Hari di Deutschland
Salah
satu dari deretan keinginan yang ada di buku mimpi adalah bisa menginjakan kaki
di Benua Eropa, well finally tahun 2016 ini membawa saya ke mimpi tersebut.
Saya pun bisa “mencontreng” mimpi tersebut sekarang. Negara yang pertama
dikunjungi adalah Jerman yang konon katanya banyak melahirkan ilmuan-ilmuan dan
peraih nobel di dunia. Bahkan persidan Indonesia yang ke-3 “B.J. Habibie” pun
citranya sangat melekat dengan negara ini karena beliau seorang ilmuan genius
Indonesia lulusan dari Jerman.
Di
Jerman, saya tinggal di sebuah home stay tepatnya di Kiel City, kota pelabuhan
karena letaknya yang stategis dan dekat dengan Laut Baltik. Tujuan utama datang
ke sini adalah untuk mengikuti “Research Project” yang diprakarsai oleh salah
satu lembaga penelitian kelautan terbesar di Jerman, yaitu GEOMAR dan
programnya dinamakan GAME (Global Approach by Modular Experiement). Program ini
diikuti oleh beberapa negara di dunia seperti Jerman, Indonesia, Jepang, Chile,
Spanyol, dan Portugal. Adapun tema penelitian GAME tahun ini adalah “Pengaruh
microplastik dan suhu terhadap kelangsungan hidup organisme filter feeder”. Apa
itu filter feeder? Organisme yang mendapatkan makananya dengan menyaring air
yang ada di sekelilingnya seperti kerang hijau, oyster, dan barnacle.
Penyambutan peserta GAME 2016 di Kiel
Town Hall
Salah satu bangunan GEOMAR untuk kegiatan
perkuliahan
Setiap
negara terdiri dari dua peneliti muda, satu dari negara asal dan satu sebagai
partner dari Jerman. Kami akan pulang ke masing-masing negara dan melakukan
ekperimen di laboratorium universitas, misalnya saya di Kampus Ilmu dan
Teknologi Kelautan, IPB. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa membandingkan hasil
penelitian di lokasi geografis yang berbeda. Selama sebulan di pertama kami
dibekali pemahaman mengenai ekperimental design, statistik, dan
literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.
Kunjungan ke wilayah konservasi Maasholm
Kapal GEOMAR yang beroprasi di Laut
Baltik dan Samudera Atlantik
Selain
itu, kami juga melakukan kegiatan kunjungan lapang ke area konservasi, pantai
lokasi penemuan fossil zaman es, kapal survey kelautan GEOMAR, dan Kiel City
Hall. Saya juga menyempatkan mengunjungi kota Hamburg dan Copenhagen di
sela-sela liburan. Penelitian di Indonesia akan dilakukan selama kurang lebih 6
bulan dan saya kembali lagi ke Jerman pada bulan Oktober 2016 mendatang untuk
melakukan analisis data dan presentasi hasil dengan membandingkannya dengan negara
lain. Pengalaman ini tentunya akan menjadi hal yang tidak terlupakan, melakukan
kegiatan ilmiah sekaligus menambah banyak networking dengan sesame peneliti
muda dari negara yang berbeda-beda. Saya pun banyak belajar mengenai budaya
negara Eropa mulai dari makanan, bahasa, sejarah, dan pergaulan.
Komentar
Posting Komentar