Foraminifera "Bioindikator Minyak di Laut"

Kapan kalian pertama kali mendengar nama "Foraminifera"??? Kalo saya saat duduk di SMA kelas 1 tepatnya di pelajar Biologi yang membahas mengenai Protista. Sampai sekarang masih teringat bahwa si biota kecil ini bisa menjadi indikator keberadaan sumber minyak di laut.

Foraminifera merupakan organisme bersel tunggal dan memiliki cangkang. Struktur cangkangnya tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3) dan memiliki berbagai bentuk seperti tubular, bercabang, zig-zag, fusiform, irreguler, dan masih banyak lagi. Cara hidup foraminifera bisa secara planktonik atau bentik. Siklus hidupnya relatif singkat dan banyak mengendap di batuan-batuan atau sedimen terutama di dasar laut. Inilah yang menjadikan salah satu alasan eksplorasi minyak membutuhkan bioindikator Foraminifera, karena fosilnya bisa membantu dalam menganalisis umur relatif lapisan batuan serta bagian mana yang mengandung sumber daya minyak. 

Penasaran bagaimana bentuk dari Foraminifera?


Foto ini diambil saat saya mengikuti Short Course MST 2013, kami mengambil sampel air laut dari Teluk Palabuhan Ratu dan melakukan pengamatan di bawah mikroskop stereo. Jika dilihat menggunakan mata telanjang hanya tampak seperti pasir atau debu yang besar, namun setelah diamati di bawah mikroskop tampilah penampakan seperti di atas. Ada banyak jenis dan bentuk dari Foraminifera, salah satunya yang memiliki banyak kaki dikategorikan dalam Genera Calcarina. 

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan Foraminifera yaitu sebaran, biodiversitas dan genetiknya. Selain membantu dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi, fosil ini digunakan juga dalam pembelajaran mengenai evolusi dan pergerakan bumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Caulerpa, Si Anggur Laut (Sea Grape)

Mengintip Kapal Cumi-Cumi di Pulau Langkai

Dibalik Besarnya Nama Guru Besar